Parents, Bagaimanakah Pencegahan Gigi Berlubang pada Anak? Yuk disimak!
Seperti yang kita ketahui, gigi berfungsi untuk mengunyah, berbicara, dan estetika. Gigi dapat berfungsi dengan baik apabila gigi tersebut dalam keadaan sehat. Namun, penyakit gigi dan mulut masih menduduki daftar penyakit yang paling sering dikeluhkan Masyarakat Indonesia, terutama pada anak-anak. Hal ini disebabkan masih kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak-anak mereka. Orang tua sering mengabaikan kesehatan gigi anak karena mereka beranggapan gigi susu hanya sementara dan akan digantikan oleh gigi permanen sehingga orang tua tidak mempertimbangkan perawatan gigi apapun bahkan dengan adanya gigi berlubang. Keadaan inilah yang menyebabkan tingginya angka kerusakan gigi yang tidak dirawat sehingga mengakibatkan pencabutan dini pada gigi susu dan menyebabkan kehilangan gigi tidak pada waktunya.
Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan mulai dari lapisan terluar gigi (email) hingga ke pulpa. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi berlubang yaitu sebesar 45,3 %. Sejauh ini, karies gigi masih menjadi masalah kesehatan gigi pada anak. World Health Organization (WHO) tahun 2016 menyebutkan bahwa terdapat 60-90% kejadian karies gigi pada anak.
Karies gigi terjadi karena adanya proses yang diawali dari bakteri dalam mulut yang berinteraksi dengan gula dari makanan sehingga menghasilkan asam yang dapat merusak lapisan terluar dari gigi. Gejala awal biasanya pada gigi terdapat bercak putih (white spot) yang lama kelamaan dapat berubah menjadi coklat hingga merusak email dan menjadi kehitaman. Lubang kecil pada gigi anak biasanya tidak disadari karena tidak ada gejala, tapi jika lubang semakin dalam dan besar maka akan timbul rasa ngilu saat makan/minum hingga sakit berdenyut. Akibatnya, anak menjadi hilang nafsu makan karena sakit yang mengganggu, gusi bengkak, pergeseran posisi gigi, dan gigi lepas sebelum waktunya. Hal ini dapat dihindari dengan dilakukannya tindakan preventif dental pada anak.
Tindakan preventif merupakan tindakan pencegahan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya yaitu gigi berlubang. Pencegahan gigi berlubang (karies) pada anak sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan serta menjaga kesehatan gigi. Upaya preventif yang dapat dilakukan pada orang tua yaitu penyuluhan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut keluarga sehingga orang tua dapat membantu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut keluarga. Penyuluhan dapat berupa :
- Menyikat gigi secara rutin sejak dini 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
- Menggunakan benang gigi dan sikat interdental pada gigi yang tidak beraturan (dilakukan oleh orang tua) saat anak berusia lebih dari 2 tahun
- Hindari kebiasaan buruk, seperti menghisap jari, menggigit kuku
- Mengurangi minuman dan makanan yang manis dan lengket yang tinggi gula, seperti permen, kue, roti, coklat, es krim, dan susu
- Rutin kontrol ke dokter gigi 6 bulan sekali
Salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya karies pada anak yaitu Topikal Aplikasi Fluor dan Fissure Sealant. Perawatan ini biasanya dilakukan di dokter gigi dan diaplikasikan ke gigi yang belum terdapat lubang.
Topikal aplikasi fluor merupakan teknik sederhana dengan mengaplikasikan bahan yang mengandung fluoride pada gigi. Fluoride topikal sangat dianjurkan pada gigi anak yang baru tumbuh untuk memperkuat lapisan email gigi sehingga dapat mencegah karies. Perawatan dilakukan dengan menggunakan sendok cetak yang diberi gel fluoride kemudian dipasangkan di mulut anak selama 3-5 menit. Aplikasi ini idealnya dilakukan setiap 6 bulan sekali selama masa pertumbuhan gigi anak-anak umur 6 tahun sampai usia 12 tahun (gigi tetap mulai tumbuh semua).
Pit Fissure sealant merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah karies pada permukaan gigit gigi geraham. Pada gigi geraham belakang terdapat ceruk sempit dan dalam yang dinamakan pit dan fissure. Di dalam pit dan fissure inilah sisa-sisa makanan terjebak dan sulit dibersihkan oleh sikat gigi, bahkan yang memiliki bulu sikat paling halus sekalipun atau sikat gigi anak yang berukuran kecil sehingga pada bagian ini gigi rentan berlubang. Perawatan ini dilakukan dengan bahan adhesive berbahan dasar resin yang dioleskan ke permukaan gigi yang telah dibersihkan, lalu dikeraskan dengan bantuan sinar (visible light curing unit) atau dapat juga memakai bahan tambal yang mengalir seperti glass ionomer. Waktu yang terbaik mengaplikasikan pit dan fissure sealant adalah sesegera mungkin setelah gigi molar (geraham) pertama baru tumbuh/ erupsi, yaitu saat anak berusia ± 6 tahun.
Kesehatan gigi dan mulut anak dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Dengan upaya preventif yang diajarkan sejak dini kepada anak diharapkan anak dapat menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik untuk menjaga kondisi gigi dan mulutnya. Konsultasikan dengan dokter gigi mengenai masalah gigi dan mulut anak anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat.